“Nia…Kita sekelas lagi.” Sahut Mila.
“Iya kita sekelas lagi. Siapa aja yang sekelas sama kita lagi ?” Tanyaku.
Irma,Silas,Mega … “ Jawab Mila tersenyum.
“Wah,,,masa ???” Ujarku.
“Iya bener !” Jawab Mila singkat.
***
Ku tatap Lia dengan penuh perhatian. Namun Liat tak pernah melirikku. Lia hanya berdiam diri melihat pengumuman pembagian kelas tadi. Aku merasa tidak enak hati melihat Lia seperti tidak setuju dengan pengumuman tersebut. Oh..ya samapi lupa aku belum memperkenalkan diri. Namaku Nia, aku duduk dibangku kelas 9 aku sekolah di SMPN 22 Jakarta. Aku mempunyai beberapa sahabat. Tapi aku tidak merasa enak hati tehadap Lia.
“Lia kita ngga sekelas.. “ Ujarku dengan mata yang berkaca-kaca.
“Iya… L “ Jawab Lia dengan lesu.
“Hm..yang penting kita selalau bersama-sama meskipun tidak sekelas lagi,kan masih satu sekolah.” Ujarku dengan senyuman.
“Iya Nia kan kita masih sahabat.”
“Pastinya dong. Hehehe J” Kata ku.
“Aku ke kelas dulu yah. Nanti istirahat aku kekelas kamu.” Ujar Lia
“Ya aku juga..Bye,,” Aku sambil berjalan menuju kelas.
***
Kriingggg…..
Suara yang dari tadi ditunggu-tunggu akhirnya berbunyi juga ialah bel istirahat.
Aku segara merapikan buk bersiapa untuk keluar kelas untuk bertemu sahabat-sahabatku.
“Hey…tunggu aku !” Teriak Sasa dari kejauhan bersama Ilal.
“Cepetan…” Ujar Kia.
Seperti biasa kita selalu bersama – sama, aku, Lia, Sasa, Ilal dan Kia. Ada sahabatku satu lagi dia bernama Irene. Dia kadang – kadang bergabung dengan kita kita, soalnya dia punya kesibukan sendiri.
“Hey…kita makannya di depan kelas aku aja yah.” Sahut ku.
“Ya…cepetan jangan ngobrol terus nanti keburu masuk loh..” Ujar Ilal.
“Sip. Pulang sekolah kita maen yuk ke rumah Kia..” Kata Sasa.
“Ngga ah..” Jawab Kia.
“Kenapa ?” Tanyaku pada Kia.
“Banyak tamu dirumahkunya.” Jawab Kia.
“Terus kita kerumah siapa dong?” Tanya Lia.
“Ke rumah Ilal aja, kan deket dari sekolah jadi ngga ngeluarin uang buat ongkos. Hehehe..” Kataku sambil tertawa.
“Maunya,,” Kata Sasa.
“Yayaya boleh kok.” Sahut Ilal.
***
Siang itu aku, Lia, Sasa, Kia, Ilal dan Irene berjalan untuk pergi kerumah Ilal.
“Ih…panas.” Kata ku.
“Aku bawa payung.” Lia sambik membuka tas nya untuk mengambil payung.
“Sini – sini aku minjem.” Sahut ku.
“Sini – sini aku minjem.” Sahut ku.
“Ni..bisa ngga buka nya ?” Tanya Lia.
“Harus sama ahlinya.” Seru Irene.
“Hahahaha iya ,,” Tawa teman-teman.
“Sini – sini ak bukain..” Sahut Lia.
“Ni cepetan.” Kata ku.
“Huh nyuruh – nyuruh…”Seru Sasa.
“Biarin dong suka-suka.” Aku sambil tersenyum.
“Cepetan ah nanti takut keburu sore lagi..” Kata Ilal.
“Ya tar dulu kenapa. Nih si Nia nyusahin aja.” Ujar Kia.
“Yayayaya maaf…” Kata ku.
***
Keesokan harinya seperti biasa aku berangkat kesekolah sendirian. Tapi entah kenapa jantungku berdetak kencang. Eh ternyata diriku bertemu dengan seseorang cowok yang aku suka sejak kelas 7 sampai saat ini. Cowok itu bernama Firman. Aku sangat salting alias salah salah tingkah dekat dia. Aku sangat malu.
“Hey..” Teriak Mila.
“Ih..ngagetin kamu mah.” Aku sambil kesal.
“Hayo lagi apa diem disini sambil senyum – senyum sendiri ?” Tanya Mila.
“Ah,,ngga apa-apa.” Jawab ku sambil malu – malu.
“Ah..masa ngga ada apa – apa ?” Tanya lagi Mila.
“Beneran..” Jawab ku singkat.
“Oh… aku tau ternyata ada si Firman toh.” Sahut Mila meledek.
“Hussttt ah berisik..” Aku sambilmalu – malu.
“Hahaha..” Tawa Mila.
“Diem jangan berisik. Ayo kita masuk kelas..” Aku sambil membentak.
“Yayaya cie,, hahaybihay..” Sahut Mila meledk lagi.
“Dih…ey.” Kata ku.
“Hahaha.. Nia sekarang ada PR ngga ?” Tanya Mila.
“Ada.” Jawab ku singkat.
“Hah ?? Masa ?? Yang bener ??” Mila kaget.
“Ya beneran lah…” Kata ku.
“Ih aku belum ngerjain sama sekali. Kirain ngga ada PR.” Kata Mila kesal.
“Adak ok.” Ujar ku.
“PR apa ?” Tanya Mila.
“PR PKN.” Jawab ku.
***
Suatu hari, sepulang sekolah aku menemukan sebuah dompet berwarna hitam. Dompet itu tergeletak begitu saja dijalan. Aku lalu memungutnya dan melihat – lihat siapa tau ada identitas pemiliknya. Tiba – tiba mata ku terbelalak, didalam dompet itu ada kartu pelajar yang bernama Moch. Firman Syafara. Kemudian aku mencari – cari dimana Firman. Ternyata Firman sedang kebingungan.
“Firman… Apa ini punya mu ??” Tanyaku sambil menyodorkan dompetnya.
“Ia bener.” Jawab Firman girang.
Aku tersenyum sambil jantungu berdetak kencang. Aku ngga nyangka bisa berbincang – bincang dengan dirinya.
***
Setelah kejadian kemarin, aku dan Firman jadi sangat dekat. Padahal aku ingin lebih dari teman. Tapi yasudahlah ternyata dia sudah mempunyai kekasih yang begitu cantik. Akupun sadar diri, aku pura-pura tidak menyayanginya.
“Nia..” Seru Mila.
“Apa ?” Jawab ku.
“Itu Firman sama Ilal..” Sahut Mila.’
“Mana ??” Kata ku.
“Itu..” Seru Mila.
“Ah bukannya Firman itu udah punya pacar si Kintan ?” Tanya ku.
“Iyaya..tapi kenapa bisa jalan berdua di took dengan Ilal ?” Mila kebingungan.
“Huh…sakit hati banget liat mereka berda. Aku kapan yah L. Aku ngga nyangka sahabat ku sendiri menghianatiku.” Aku sambil menangis.
“Sabar Nia…masih bayakkan cowok yang lebih baik dari dia.” Seru Mila.
“Iya aku rela kok Firman pacaran sama sahabatku sendiri. Asal mereka bahagia.” Kata ku.
“Nah..gitu dong, itu baru temen aku.” Seru Mila.
***
Saat aku harus memilih. Aku juga harus mengikuti kata hatiku. Dan berusaha untuk tidak menyesal atas apa yang ku pilih. Dengan cara membuktikan bahwa yang aku pilih itu benar. Bagiku sahabat adalah segalanya.
Saniya Fitria N S
wis hebtan...cerpen nya...
BalasHapusoh ya dong,,hhhe
BalasHapusnice story :)
BalasHapusmampir ya http://irvwan.blogspot.com/2013/12/makna-terbangun-sendiri-noah.html